Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki
1 ikatan rangkap 3 (–C≡C–). Sifat-nya sama dengan Alkena namun lebih
reaktif.
Rumus
umumnya CnH2n-2
Penamaan Senyawa Alkuna
Pemberian nama alkuna menurut sistem IUPAC sama dengan
pada alkena. Nama-nama alkuna dianggap sebagai turunan dari alkana. Oleh karena
itu, nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sama jumlah atom C-nya dengan
mengganti akhiran ana dengan una. Beberapa aturan untuk memberi nama alkuna
adalah sebagai berikut:
1. Rantai utama dipilih rantai karbon
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2. Atom-atom karbon pada rantai utama
diberi nomor urut sedemikian rupa, sehingga atom karbon yang berikatan rangkap
mendapat nomor urut yang kecil.
3. Rantai utama diberi akhiran una
4. Untuk menunjukkan letak ikatan
rangkap nama rantai utama didahului oleh nomor urut atom karbon yang berikatan
rangkap.
5. Senyawa karbon yang mempunyai
lebih dari satu ikatan rangkap, misalnya senyawa yang mengandung 2 ikatan
rangkap disebut diuna, dan yang mengandung 3 ikatan rangkap disebut triuna.
Sifat fisis
· Sifat fisis alkuna, yakni titik
didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih
semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya
berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
· Tabel 6. Beberapa sifat
fisik alkuna
Nama alkena
|
Rumus
molekul
|
Mr
|
Titik leleh
(oC)
|
Titik
didih
(0 C)
|
Kerapatan
(g/Cm3 )
|
Fase
pada
250 C
|
Etuna
|
C2H2
|
26
|
-81
|
-85
|
-
|
Gas
|
Propuna
|
C3H4
|
40
|
-103
|
-23
|
-
|
Gas
|
1-Butuna
|
C4H6
|
54
|
-126
|
8
|
-
|
Gas
|
1-Pentuna
|
C5H8
|
68
|
-90
|
40
|
0,690
|
Cair
|
1-Heksuna
|
C6H10
|
82
|
-132
|
71
|
0,716
|
Cair
|
1-Hepuna
|
C7H12
|
96
|
-81
|
100
|
0,733
|
Cair
|
1-Oktuna
|
C8H14
|
110
|
-79
|
126
|
0,740
|
Cair
|
1-Nonusa
|
C9H16
|
124
|
-50
|
151
|
0,766
|
Cair
|
1-Dekuna
|
C10H18
|
138
|
-44
|
174
|
0,765
|
Cair
|
Sifat kimia
· Adanya ikatan rangkap tiga yang
dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
· reaksi adisi pada alkuna.
· Reaksi alkuna dengan
halogen (halogenisasi)
Perhatikan
reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
· Reaksi alkuna dengan hidrogen
halida
· Reaksi di atas mengikuti aturan
markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida
maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
· Reaksi alkuna dengan
hidrogen
· Polimerisasi alkuna
· Substitusi alkuna
Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H
yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
· Pembakaran alkuna
Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
·
2CH=CH + 5 O2 � 4CO2 + 2H2O
Kegunaan Alkuna sebagai
:
· etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk
mengelas besi dan baja.
· untuk penerangan
· Sintesis senyawa lain.
Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah
etuna (asetilena), C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan
baja.
Alkil Halida (Haloalkana)
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Sifat fisika Alkil Halida :
• Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
• Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
• Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida : R-X
Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)
Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :
• Alkil halida primer, bila diikat atom C primer
• Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
• Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br
Primer sekunder tersier
Pembuatan Alkil Halida
1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna
Penggunaan Alkil Halida :
• Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
• Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
• Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Sifat fisika Alkil Halida :
• Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
• Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
• Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida : R-X
Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)
Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :
• Alkil halida primer, bila diikat atom C primer
• Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
• Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br
Primer sekunder tersier
Pembuatan Alkil Halida
1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna
Penggunaan Alkil Halida :
• Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
• Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
• Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
Berikut langkah-langkah memberi
nama senyawa alkuna :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga
nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan
senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-)
dan nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang
terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.
Contoh :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga
nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan
senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-)
dan nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang
terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.
Contoh :
a. 3-metil-1-butuna
b. 4-etil-2-heptuna
c. 2,2-dimetil-3-heptuna
jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
b. 4-etil-2-heptuna
c. 2,2-dimetil-3-heptuna
jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
a. 1,3-pentadiuna
b. 1,3,5-heptatriuna
c. 5-metil-1,3-heptadiuna
KEISOMERAN
b. 1,3,5-heptatriuna
c. 5-metil-1,3-heptadiuna
KEISOMERAN
Keisomeran
senyawa hidrokarbon adalah suatu fenomena, karena dua atau lebih senyawa
hidrokarbon memiliki rumus kimia yang sama, tetapi memiliki struktur molekul
yang berbeda. Struktur-struktur molekul yang berbeda tetapi rumus kimianya sama
ini disebut isomer. Terdapat 4 jenis isomer, yaitu isomer rangka, isomer
posisi, isomer fungsi, dan isomer geometri. Isomer rangka dan isomer posisi
sering disebut isomer struktur.
ISOMER STRUKTUR
Khusus kalian yang berada di kelas X, kajian isomer dibatasi pada isomer struktur saja. Untuk isomer posisi, isomer fungsi dan isomer geometri akan dikaji di kelas XII.
Misalnya senyawa alkana dengan rumus kimia C5H12 memiliki 3 isomer masing-masing :
ISOMER STRUKTUR
Khusus kalian yang berada di kelas X, kajian isomer dibatasi pada isomer struktur saja. Untuk isomer posisi, isomer fungsi dan isomer geometri akan dikaji di kelas XII.
Misalnya senyawa alkana dengan rumus kimia C5H12 memiliki 3 isomer masing-masing :
n-pentana
|
2-metilbutana
|
2,2-dimetilpropana
|
Untuk kelompok senyawa alkena, dengan jumlah atom C5 memiliki isomer :
Alkuna
sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih
reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga
dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi
adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine
(Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa
halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh
ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi
ditunjukan pada Bagan 12.27.
Bagan 12.27. Reaksi adisi alkuna dengan halogen
Isomer Alkuna
Isomer pada suku alkuna terjadi
karena perbedaan letak ikatan rangkap 3 (isomer posisi)dan adanya cabang pada
rantai utama(isomer rantai)
Contoh : Isomer pada pentuna
(C5H8)
Isomer posisi
CH≡C─CH2─CH2─CH3 --> 1-pentuna
CH3─C≡C─CH2─CH3 --> 2-pentuna
Isomer rantai
CH≡C─CH─CH3
--> 3-metil-1-butuna
........I
.......CH3
bagus, teruslah belajar
BalasHapusbaik terima kasih bapak
Hapus