Rabu, 22 Juli 2015

alkuna



Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3  (–C≡C–). Sifat-nya sama dengan Alkena namun lebih reaktif.
Rumus umumnya CnH2n-2
Penamaan Senyawa Alkuna
Pemberian nama alkuna menurut sistem IUPAC sama dengan pada alkena. Nama-nama alkuna dianggap sebagai turunan dari alkana. Oleh karena itu, nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sama jumlah atom C-nya dengan mengganti akhiran ana dengan una. Beberapa aturan untuk memberi nama alkuna adalah sebagai berikut:
1.   Rantai utama dipilih rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2.   Atom-atom karbon pada rantai utama diberi nomor urut sedemikian rupa, sehingga atom karbon yang berikatan rangkap mendapat nomor urut yang kecil.
3.   Rantai utama diberi akhiran una
4.   Untuk menunjukkan letak ikatan rangkap nama rantai utama didahului oleh nomor urut atom karbon yang berikatan rangkap.
5.   Senyawa karbon yang mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap, misalnya senyawa yang mengandung 2 ikatan rangkap disebut diuna, dan yang mengandung 3 ikatan rangkap disebut triuna.
Sifat fisis       
·     Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
·     Tabel 6. Beberapa sifat fisik alkuna
Nama alkena
Rumus
molekul
Mr
Titik leleh
(oC)
Titik
didih
(0 C)
Kerapatan
(g/Cm3 )
Fase
pada
250 C

Etuna
C2H2
26
-81
-85
-
Gas
Propuna
C3H4
40
-103
-23
-
Gas
1-Butuna
C4H6
54
-126
8
-
Gas
1-Pentuna
C5H8
68
-90
40
0,690
Cair
1-Heksuna
C6H10
82
-132
71
0,716
Cair
1-Hepuna
C7H12
96
-81
100
0,733
Cair
1-Oktuna
C8H14
110
-79
126
0,740
Cair
1-Nonusa
C9H16
124
-50
151
0,766
Cair
1-Dekuna
C10H18
138
-44
174
0,765
Cair
Sifat kimia
·     Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
·     reaksi adisi pada alkuna.
·     Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)

Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov.
·     Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
·     Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
·     Reaksi alkuna dengan hidrogen
·     Polimerisasi alkuna
·     Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
·      Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
·         2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O

                        
Kegunaan Alkuna sebagai  :                     
·   etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
·   untuk penerangan
·   Sintesis senyawa lain.
Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C 2 H 2 . Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
Alkil Halida (Haloalkana)

Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)

Sifat fisika Alkil Halida :
• Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
• Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
• Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
Struktur Alkil Halida : R-X

Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)

Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :
• Alkil halida primer, bila diikat atom C primer
• Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
• Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier
CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br
Primer sekunder tersier

Pembuatan Alkil Halida
1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna

Penggunaan Alkil Halida :
• Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
• Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene).
• Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
     Berikut langkah-langkah memberi nama senyawa alkuna :
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan 
    senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga 

     nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan 
     senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti tanda (-)  
     dan   nama rantai induk.
5. Untuk alkuna bercabang :

    1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan 
        senyawa alkuna.
    2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C 

         terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
    3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang 

         terikat ikatan rangkap tiga.
    4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
    5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
    6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.

 
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitQtJT98u3srVwz9O7srQ-dEMwn3ICCaHX29YcAztPDGa7gYkesOaFL5lZh3Tb5UA1iNrr_ybHVfsFfkIqCwlYiikJyIxNpYkurpZj6AYHwvGecrPkvvey1vMCwjLmtltAnrrrr8Ffq8/s400/alkuna+1.jpg
                                     a. 3-metil-1-butuna
                                     b. 4-etil-2-heptuna
                                     c. 2,2-dimetil-3-heptuna

jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap 3, maka ikuti contoh berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAn5AsBTTtadpH-2XVlxuae229I-EOABaCNR3UwVvJfsK5l5NmxM8_favbP50zThyphenhyphenGGmsXkOhOoEgAnyPyeFPUCvk6A-P9g61oZLO9Fd-CkcXI3sEZYcpxQxKtidg9QPjPAL-b-eF0nT8/s320/alkuma2.jpg
                                            a. 1,3-pentadiuna
                                            b. 1,3,5-heptatriuna
                                            c. 5-metil-1,3-heptadiuna

KEISOMERAN
Keisomeran senyawa hidrokarbon adalah suatu fenomena, karena dua atau lebih senyawa hidrokarbon memiliki rumus kimia yang sama, tetapi memiliki struktur molekul yang berbeda. Struktur-struktur molekul yang berbeda tetapi rumus kimianya sama ini disebut isomer. Terdapat 4 jenis isomer, yaitu isomer rangka, isomer posisi, isomer fungsi, dan isomer geometri. Isomer rangka dan isomer posisi sering disebut isomer struktur.

ISOMER STRUKTUR
Khusus kalian yang berada di kelas X, kajian isomer dibatasi pada isomer struktur saja. Untuk isomer posisi, isomer fungsi dan isomer geometri akan dikaji di kelas XII.

Misalnya senyawa alkana dengan rumus kimia C5H12 memiliki 3 isomer masing-masing :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEialqhBTIycZwyYg4JUQ9InYAO7bY5ebWf7qVW-EJOfzWtg6Ktqm9qVJVj-X-5yvWSDjua06hfcDMiKNMq1JFrlNCnnpVZxsyz06HJ03ESTlDPLw0jzNA2IaQaEfR_bYiWt1Y-kO5GBEbI/s200/isomer1.jpg
n-pentana


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF3pdpScAWIqYnUS-k7jiVHA3gAQBLTzr22jJF9OGP6QgYgkIjcYKLjiMh8M_VMw3UnCnMpol8UoBiAgGLjXCj6u64q90LFsbiAuMhAtJn9yDdz86XwKIAkSibJmfz5GCoK3zCp81uBCo/s200/isomer2.jpg
2-metilbutana

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafZEJshWR5Riv3apToYC6EWZBO38_r_KtW4IkhjprtXCfuKu2SZhyxOdrOcgLLerFtGCDgGXEGF6-ggJt3_ZNXqGUfmlFU-HTfznOseG_V1k6NvSo_3JXt5nmelYXe7Ay-Nmc6LctAZw/s200/isomer3.jpg
2,2-dimetilpropana


Untuk kelompok senyawa alkena, dengan jumlah atom C5 memiliki isomer :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEB_3fdx7uy8-48rqu26liUxi1P8tK2AlbHj5xRG8FIYc1NDPp0dno34YkSK1gLEmetFiJqH_T7vFdOsF6Ne_TPtFDx9B2zKMhOKZvkp_lok_UO5wpuwME_qsj65_6hHk6TqjO9JqBYYs/s200/alke1.jpg
1-pentena

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeY3w-Pnn7uaPMw4klIdNQ6CeiPNkdzohJjFliuBoWjKyG5_MbF7ghFGNbK37WruQWwvS-5MRnC4MluGUr4aqcpLucoxZ8yDxI5u-TAWi4rPpne3r9t45euG7GRSGrGeroWxjp02sIFkY/s200/alke2.jpg
2-pentena

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9R66O5GPTpIZNNSf7O7qfKerDemVeSD4K-LcX7XyxzX-WKUDGt6xwKHeUeIT6GnsvkE69MslDmPKgvA-9s8gEwQ7eMNwvbt8XuJdWEgGKUe-kBdy547zmvoD_F7CsOA3FY0g6Lbvtx1A/s200/alke3.jpg
2-metil-1-butena

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLe7dg56OhMIaJgMbmfW0BO-yJGb8aY_v9ipV2wT2O0aAZoD-mYSTFj2MliHF3gv_m9vRxST3aW8mRE-L0fOShY6uLSRnQ0r1j1Czc_91g5ML3zvQicvjkPU1Y-iNQPHhIzcee3JHFx2s/s200/alke4.jpg
2-metil-2-butena

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpFrZAgXGHhj5oa-2bHKH_v_yy9S9yiDP7b8jF6kDC2DOyNVt1kDI-ejv_kp2EN-O8UkiPXYh0RaUUysjqUTk5NPXbdAJDmxgmo89uUPbblWs-In4QJO81Tix0cPdjJxePN7wRWVA0j54/s200/alke5.jpg
3-metil-1-butena


Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru. Atas dasar ini maka reaksi alkuna umumnya reaksi adisi. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana. Persamaan reaksi ditunjukan pada Bagan 12.27.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgodBQxmhWzzJKs3U-LktV0xMPsUDj8jOyeJ6CbcDUg5l71rQGoFxuNeEmVjLcXRcUiAePSHy30yFB4fIU73agHZOi8q6bJ8Whc6BsQYjrJ89JjyFRV-hE5LYxiRVLJqeGzR2ab45JeEoQ/s320/UOHCCIUH.png
Bagan 12.27. Reaksi adisi alkuna dengan halogen






Isomer Alkuna
Isomer pada suku alkuna terjadi karena perbedaan letak ikatan rangkap 3 (isomer posisi)dan adanya cabang pada rantai utama(isomer rantai)
Contoh : Isomer pada pentuna (C5H8)

Isomer posisi
CHCCH2CH2CH3 --> 1-pentuna
CH3CCCH2CH3 --> 2-pentuna
Isomer rantai
CHCCHCH3 --> 3-metil-1-butuna
........I
.......CH3




2 komentar: